HAMA GUDANG TANAMAN KACANG TANAH



Hama Gudang Kacang Tanah Arachis Hpogeae L.
 

Nama
1.            Kusuma Rizal Adha             (03)


Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)

Ciri morfologi
Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa (Naynienay, 2008). Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang diserang (Naynienay, 2008).

Sistematika
Kingdom Animalia,
Filum Arthropoda,
Kelas Insecta,
Ordo Coleoptera,
Famili Curculionidae,
Genus Sitophilus,
Spesies (Sitophilus oryzae)

Gejala serangan
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Hama (Sitophilus oryzae) bersifat polifag, selain merusak butiranberas, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama (Naynienay, 2008).

Pengendalian
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan (Naynienay, 2008).

Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis)

Ciri Morfologi
tampak terlihat caput, antenna, toraks, tungkai depan, tungkai tengah dantungkai tungkai belakang. Caput kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak bulat seperti caput semut hitam. Ukuran tubuh kumbang kacang hijau sangat kecil, berbeda dengan ukuran tubuh hama gudang lainnya. Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning-kuningan. Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Ukuran tubuh sekitar 5-6 mm. Imago betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari (Hartati, 2009).

Sistematika
Kingdom Animalia,
Filum Arthropoda,
Kelas Insecta,
Ordo Coleoptera,
FamilyBruchidae,
Genus Callosobruchus,
Spesies Callosobruchus chinensis

Gejala Serangan
Kumbang Kacang hijau (Callosobruchus chinensis) menyerang pada butir-butir kacang hijau yang gejala serangannya tampak terlihat bekas-bekas lubang. Lubang uang ditimbulkan dalam satu butir biasanya lebih dari satu lubang. Buti-butir yang terserang biasanya jika tersimpan lama maka akan retak. Gejala serangan Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak lubang pada biji-biji kacang hijau yang mengakibatkan lama-kelaman biji tersebut menjadi retak. Intensitas serangan akibat hama dalam produk simpanan termasuk dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama dapat menyebabkan kerugian yang nyata secara ekonomi. Intensitas serangan pada komoditas kopi, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo, dan beras adalah 0,3 %, 0,13 %, 0,19 %, 0,29 %, dan 0,34 %. Intensitas serangan paling kecil terdapat pada komoditas kacang hijau dan intensitas tertinggi ada pada komoditas beras ( Wagianto, 2008).

Pengendalian
Serangga hama Callosobruchus chinensis, dapat dikendalikan dengan caramelakukan fumigasi dan menggunakan musuh alami hama ini (Anisopteromalus calandrae dan semut hitam). Musuh alaminya yang tidak lain berupa parasit parasitoid larva yaitu Anisopteromalus calandrae (Howard) dan Dinarmus basalis (Rondani) (Pteromalidae: Hymenoptera) yang biasanya juga menyerang Sitophilus sp. atau serangga lain yang tergolong bangsa kumbang. Jenis parasit tersebut biasanya menyerang kepompong. Semut juga dapat menyerang kumbang Callosobruchus chinensis dewasa, terutama yang abnormal atau yang hampir mati. Perangkap lampu atau lem dapat menangkap imago. Pengendalian di gudang dapat dilakukan dengan fumigasi (Wordpress, 2008).

Hama Kacang Tanah (Tribolium casteneum)

Ciri Morfologi
Tribolium casteneum pada fase imago memiliki bentuk pipih, memanjang berukuran 3-4 mm. Warnanya merah kecoklatan sampai coklat gelap. Tribolium casteneum  bentuk sungut kapitat atau tiga ruas sungut bagian ujung membesar secara mendadak. Mata dari Tribolium casteneum tidak tertutup dan terdiri dari  3-4 mata faset. Telur dari Tribolium casteneum berbentuk lonjong berwarna putih dengan panjang 1,5 mm. Larva berbentuk pipih memanjang berwarna putih kekuningan dan pada bagian ujung abdomen terdapat tonjolan berbentuk garpu yang berukuran kecil dan berwarna gelap. Panjang larva sekitar 5-6 mm. Larva memiliki tungkai thorakal ayng digunakan untuk bergerak. Pupa bertipe bebas, berwarna putih kekuningan, panjang 3-5 mm.
Siklus Hidup Pada  suhu optimal 30oC, dan perkembangan telur hingga dewasa berkisar 24-35 hari. Seekor betina Tribolium casteneum dapat meletakkan telur hingga 450 butir, yang diletakkan secara acak. Telur diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil (remah). Stadia telur 5-12 hari. Setelah larva menetas larva dapat bergerak aktif pada tepung maupun material makanan karean memiliki 3 pasang kaki thorakal. Pada fase larva Tribolium casteneum mengalami pergantian kulit 6 sampai 11 kali. Menjelang masa pupa larva naik ke permukaan material tersebut. Setelah menjadi imago, kembali masuk dalam material. Imago Tribolium casteneum mampu hidup sampai tiga tahun.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Pholipagaceae
Genus : Tribolium
Spesies : Tribolium casteneum.


Gejala Serangan dan Pengendalian
Tribolium casteneum tersebar luas di seluruh Indonesia. Hama ini termasuk hama penting karena sering menyerang pproduk yang disimpan di gudang. Kumbang ini dikenal sebagai kumbang tepung dan banyak menyerang beras, kopi, jagung, kedelai, sorgum, tepung terigu, kako, kopra, kacang tanah, gaplek dan rempah-rempah. Pada material yang keras, hama Tribolium casteneum hanya biasanya menjadi hama perusak sekunder setelah ada hama lain yang terlebih dahulu merusaknya. Gejala serangan yang terlihat pada material tersebut adalah lubang-lubang bekas gerekan Tribolium casteneum yang masuk dan memakan material tersebut dari dalam. Pengendalian yang dilakukan adalah Manipulasi lingkungan fisik untuk menekan ppopulasi hama Tribolium confusum. Faktor fisik yang dimanipulasi adalah: temperatur, kelembapan relatif, kadar air, tempat penyimpanan (silo,elevator, karung, wadah lain. Pengaruh temperatur rendah pada hama adalah penurunan laju perkembangan dan aktivitas makan.




Komentar

Postingan Populer