Langsung ke konten utama
STRUKTUR SOSIAL LENGKAP CEK THIS OUT
STRUKTUR
SOSIAL
Definisi
Struktur Sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk
kelompok-kelompok sosial dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini struktur sosial
dapat horizontal maupun vertikal susunannnya.Contoh struktur sosial yang
Horizontal adalah kelompok pria dan kelompok wanita, atau kelompok orang
beragama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Cirinya
masing-masing dalam kelompok tersebut tidak bertingkat, artinya di masyarakat
kedudukannya sama. Sedangkan contoh Sruktur sosial yang vertikal adalah
kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin, hal ini jelas menunjukkan
kedudukan yang berbeda dalam masyarakat.Orang kaya berada di tempat yang lebih
tinggi daripada orang miskin.
Pengertian
struktur sosial menurut pendapat para ahli.
– Soerjono Soekanto: struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik
antara posisi-posisi sosial dan
peranan-peranan sosial.
– E. R. Lanch: cita-cita tentang distribusi kekuasaan diantara individu dan
kelompok sosial.
– Raymond Flirth: pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang
terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga di mana orang
banyak tersebut ambil bagian.
Struktur
sosial muncul karena adanya dua unsur berikut yaitu :
individu, dalam hal ini individu
adalah sebagai pembentuk masyarakat sekaligus pembentuk struktur sosial,
Jika tidak ada individu-individu maka tidak mungkin ada masyarakat
interaksi, interaksi antar
individu dalam masyarakat akan membentuk struktur sosial, tanpa adanya
interaksi maka struktur sosial tidak mungkin terbentuk
Ciri-ciri
struktur social
1. Ciri-ciri struktur sosial secara umum:
a. Bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba.
Struktur sosial disini merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang tertinggi
sampai yang terendah, berfungsi sebagai saluran kekuasaan dan pengaturan
pemenuhan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
b. Terdapat dimensi vertikal dan horizontal, struktur sosial pada dimensi
vertikal adalah hierarki status-status sosial dengan segala peranannya sehingga
menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur status yang
tertinggi hingga struktur status yang terendah. Sedangkan pada struktur sosial
yang memiliki dimensi harizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya
terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakter sama.
c. Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat, artinya proses
sosial yang terjadi dalam suatu struktur sosial termasuk cepat lambatnya proses
itu sendiri sangat dipengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya.
d. Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan
masyarakat, artinya struktur sosial yang dimiliki suatu masyarakat berfungsi
untuk mengatur berbagai bentuk hubungan antarindividu di dalam masyarakat
tersebut.
e. Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah, struktur sosial
merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua
pengertian, yaitu dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris
dalam proses perubahan dan perkembangan, serta dalam setiap perubahan dan
perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan, dan
integrasi sosial yang berkesinambungan, sebelum terancam proses ketidakpuasan
dalam tubuh masyarakat. Pada ciri yang kelima ini dalam sosiologi sering
digunakan untuk melukiskan keteraturan sosial atau keteraturan elemen-elemen
dalam kehidupan masyarakat.
Tiga
bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial
Berikut ini adalah tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial
dan budayanya seperti yang dikemukukan oleh Selo Soermardjan
a. Masyarakat
sederhana, ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat sederhana
adalah sebagai berikut:
1) Ikatan keluarga dan masyarakatnya sangat kuat.
2) Organisasi sosial berdasarkan tradisi turun-temurun.
3) Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.
4) Tidak memiliki lembaga-lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.
5) Hukum yang berlaku tidak tertulis.
6) Sebagain besar produksi hanya untuk keperluan keluarga sendiri atau untuk
pasaran dalam skala kecil.
7) Kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan secara gotong royong.
b.
Masyarakata madya, ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat madya
adalah sebagai berikut:
1) Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat sudah
mengendor.
2) Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.
3) Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan
pada kekuasaan kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai kehabisan akal
untuk menanggulangi suatu masalah.
4) Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan.
5) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
6) Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi dalam
struktur masyarakat.
7) Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat,
sedangkan kegiatam ekonomi dilakukan atas dasar uang.
c.
Masyarakat modern, ciri-ciri struktur sosial dan budaya masyarakat modern
adalah sbegaia berikut ini:
1)
Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi.
2) Hubungan dengan masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling mempengaruhi.
3) Kepercayaan terhadap ilmu kengatahuan dan teknologi sangat kuat.
4) Terdapat stratifikasi sosial atas dasar keahlian.
5) Tingkat pendidikan formal tinggi.
6) Hukum yang berlaku sudah hukum tertulis.
7) Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas
penggunaan uang dan alat pembayaran lain.
Fungsi Struktur Sosial ada 3 yaitu :
Fungsi identitas, yaitu sebagai
penegas identitas yang dimiliki suatu kelompok.
Contohnya,
kebuaayaaan Minangkabau menganut system matrilinial (kekerabatan berdasarkan
garis keturunan ibu). Ini berbeda dengan system kebudayaan lainnya yang mayoritas
menganut patrilineal. Perbedaan semacam ini akn membangun struktur sosial yang
berbeda pula dengan kebudayaan lainnya.
Fungsi kontrol yaitu untuk
mengontrol individu yang berada dalam struktur sosial tertentu.
Contoh:
kebudayaan Batak melarang perkawinan antara pria dan wanita yang semarga. Orang
Batak yang memiliki marga yang sama berarti masih memiliki hubungan saudara.
Fungsi pembelajaran, yaitu
dengan adanya struktur sosial individu dapat belajar melalui interaksi
yang terjadi di dalamnya.
STRATIFIKASI SOSIAL
A. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL
(PELAPISAN SOSIAL)
Kata stratifikasi berasal dari
bahasa latin yaitu “stratum” yang artinya tingkatan. Secara harfiah
stratifikasi sosial berarti tingkatan masyarakat dalam kehidupan sosial.
Stratifikasi sosial merupakan pemisihan masyarakat ke dalam kelompok tertentu
berdasarkan suatu kriteria atau sifat yang dibutuhkan. Stratifikasi sosial
menempatkan suatu kelompok atau individu memiliki tingkatan yang berbeda beda
secara hierarki, artinya suatu kelompok mempunyai kekuasan yang lebih tinggi
atau dianggap lebih baik dari kelompok lainnya. Stratifikasi Sosial sering juga
disebut dengan Pelapisan sosial. Kebalikan
dari stratifikasi sosial adalah Diferensiasi Sosial. Diferensiasi Sosial
mengelompokkan masyarakat tanpa membedakan mereka. Artinya kelompok kelompok
dalam masyarakat tersebut dianggap sama, tidak ada yang lebih baik atau
memiliki kekuasaan yang lebih tinggi.
B. CIRI DAN SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL (PELAPISAN SOSIAL)
1.
Ciri Stratifikasi Sosial
·
Terdapat perbedaan Status dan Peranan.
·
Terdapat Distribusi Hak dan Kewajiban.
·
Adanya sistem simbol dalam status.
·
Terdapat perbedaan Pola Interaksi antar kelompok.
·
Terdapat perbedaan gaya hidup antar kelompok.
·
Adanya perbedaan kemampuan antar kelompok.
2.
Sifat Stratifikasi sosial
Berdasarkan
sifatnya stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi tiga :
a. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi
Sosial Terbuka merupakan stratifikasi sosial dimana setiap anggota masyarakat
memiliki kesempatan yang sama untuk naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi
karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, demikian pula sebaliknya, setiap
anggota juga dapat turun ke kelas yang lebih rendah. Contohnya dalam dunia
bisnis, setiap pengusaha memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak
konsumen dan meraup keuntungan yang lebih.
b. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi
Sosial Tertutup merupakan stratifikasi sosial yang setiap anggotanya tidak akan
berpindah dari kelompok tertentu karena satu – satunya penentu pengelompokkan
dalam sistem stratifikasi sosial tertutup adalah melalui kelahiran. Contohnya
adalah pada masyarakat yang masih menggunakan ras sebagai dasar pelapisan
sosial.
c.
Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi dari
stratifikasi sosial terbukan dan tertutup. Contohnya adalah orang asli bali
memiliki kedudukan yang tinggi di bali (stratifikasi tertutup), tetapi ketika
ia pindah ke daerah lain kedudukannya bisa berubah sesuai dengan usaha dan
kemampuannya (stratifikasi terbuka).
Beberapa
kriteria yang menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial
adalah sebagai berikut.
Ukuran kekayaan. Seseorang yang memiliki kekayaan
paling banyak termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut dapat
dilihat melalui ukuran rumah, mobil pribadi, cara berpakaian, dsb.
Ukuran kekuasaan. Seseorang yang memiliki wewenang
terbesar menempati lapisan paling atas. Misalnya saja presiden, menteri,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, hingga ketua RT.
Ukuran kehormatan. Orang yang paling disegani dan
dihormati biasanya mendapatkan tempat paling tinggi. Ukuran ini banyak
dijumpai pada pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah
golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
Ukuran ilmu pengetahuan. Seseorang yang memiliki
derajat pendidikan yang tinggi menempati posisi teratas dalam masyarakat.
Misalnya, seorang sarjana lebih tinggi tingkatannya daripada seorang
lulusan SMA. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang menyebabkan terjadinya
efek negatif karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuannya yang menjadi
ukuran, melainkan ukuran gelar kesarjanaannya. Ukuran-ukuran diatas
tidaklah bersifat limitatif.
Fungsi
Stratifikasi Sosial
Sudah dijelaskan mengenai pengertian dan juga jenisnya, dan untuk penjelasan
yang berikutnya ialah sebuah penjelasan mengenai fungsi dari stratifikasi
sosial yang akan di jelaskan berikut ini.
Sebagai
sebuah alat agar pendistribusian hak dan juga kewajiban misalkan seperti,
menentukan kedudukan, jabatan, penghasilan seseorang dan yang lainnya.
Supaya
mempersatukan dengan pola mengkoordinasikan kepada bagian-bagian yang
terdapat pada sebuah struktur sosial yang gunanya agar mencapai tujuan
yang sudah di tentukan sebelumnya.
Sebagai
penempatan individu atau juga seseorang pada strata (lapisan) tertentu di
dalam struktur sosial.
Sebagai
penentu tingkatan mudah ataupun tidak bertukar status serta kedudukan di
dalam struktur sosial.
Supaya
memecahkan berbagai macam permasalahan yang ada di dalam masyarakat.
Serta untuk
mendorong masyarakat agar bergerak sesuai fungsinya.
Latar Belakang Munculnya Stratifikasi Sosial
Menurut
Soejono Soekanto (1982), di dalam setiap masyarakat diamanapun selalu dan pasti
mempunyai sesuatu yang dihargai. sesuatu yangdihargai dimasyarakat bisa berupa
kekayaan, ilmu pengetahuan, status haji, status keturunan ataupun berdasarkan
tingkat ekonomi. Pitirin Sorokin mengemukakan bahwa sistem pelapisan dalam
masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang
hidup dengan teratur. Lebih lanjut Sorokin mengemukakan, stratifikasi sosial
adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat
(hierarkis). Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan ada kelas-kelas
rendah Selanjutnya disebutkan bahwa dasar dan inti dari laipsan-laipisan dalam
masyarakat adalah adanya ketidakseimbangan dalam pemabagian hak dan kewajiban,
kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antar
anggota-anggota masyarakat. Terjadinya stratifikasi sosial atau sistempelapisan
dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 yakni • Sistem pelapiasan yang
terjadi dengan sendirinya atau tanpa sengaja • Sistem pelapisan yang terjadi
denagn sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu Lapisan-lapisan dalam
masyarakat yang terjadi dengan sendirinya autidak disengaja misalnya lapisan
yang didasarkan pada umur, jenis kelamin, kepandaian, sifat keaslian
keanggotaan berdasarkan harta. Sedangkan sisitem lapisan dalam masyarakat yang
sengaja disusun utuk mencapai tujuan tertentu biasanya berkaitan dengan
pemabagian kekuasaan dan wewnang yang resmi dlam organisasi formal seperti
pemerintahan, perusahaan, partai politik, angatan bersenjata dan sebagainya.
Kekuasaan dan wewenang ini merupakan sesuatu unsur khususu dalam sistem pelapisan
masyarakat yang mempunyai sifat lain daripada uang, tanah dan benada ekonomis
lainnya, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Hal ini disebabkan unag,tanah dan
sejeninya dapat dibagi secara bebas dlam masyarkat tanpa merusak keutuhan
masyarakat. Secara teoritis diakui manusia dapat dianggap sederajat, akan
tetapi dalam kenyataan kehidupan dlaam kelompok-kelompok sosial tidak demikian
halnya. dengan perbedaan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan merupakan gejala
universal serta merupakan bagian dari sistem sosial setiap masyarakat. Bentuk
kongkret laipisan-laipisan dalam masyarakat trsesbuat bermacam-macam. namun
pada prinsipnya bentuk-bentuk tersebut dapat diklasifikasikan kedalam tga macam
bentuk pelapisan sosial yaitu:
1. Pelapisan yang didasarkan pada faktor ekonomis
2. Pelapisan yang didasarkan faktor pilitisi
3. Pelapisan yang didasarkan fakt jabatan-jabata tertentu dalam masyarakat.
Unsur – Unsur Dalam Stratifikasi
Sosial
A. Kedudukan (Status)
Status atau kedudukan adalah posisi
sosial yang merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajibankewajiban
dan berbagai aktivitas lain, yang sekaligus merupakan tempat bagi seseorang
untuk menanamkan harapan-harapan. Dengan kata lain status merupakan posisi
sosial seseorang dalam suatu hierarki.
Ada beberapa kriteria penentuan
status seperti dikatakan oleh Talcott Parsons, yang menyebutkan ada lima
criteria yang digunakan untuk menentukan status atau kedudukan seseorang dalam
masyarakat, yaitu kelahiran, mutu pribadi, prestasi, pemilikan, dan otoritas.
Sementara itu, Ralph Linton
mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat kita mengenal tiga macam status,
yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status.
1) Ascribed Status
Ascribed status merupakan status
yang diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status sosial ini biasanya
diperoleh karena warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya seorang anak
yang lahir dari lingkungan bangsawan, tanpa harus berusaha, dengan sendirinya
ia sudah memiliki status sebagai bangsawan.
2) Achieved Status
Status ini diperoleh karena suatu
prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini diperoleh seseorang dengan
usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan,
akan tetapi tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta
mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya seseorang dapat menjadi hakim setelah
menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum dan memenuhi persyaratan-persyaratan
yang memerlukan usaha-usaha tertentu.
3) Assigned Status
Assigned status adalah status yang
dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak lain. Karena jasanya
tersebut, orang diberi status khusus oleh orang atau kelompok tersebut.
Misalnya gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru atau adipura,
dan lainnya.
B. Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis
kedudukan atau status. Dalam kehidupan di masyarakat, peranan diartikan sebagai
perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban
sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat dipisahkan
karena tidak ada peranan tanpa status, dan tidak ada status tanpa peranan.
Interaksi sosial yang ada di dalam
masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat.
Ada tiga hal yang tercakup dalam peranan, yaitu sebagai berikut.
1) Peranan meliputi norma-norma yang
dihubungkan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat.
2) Peranan merupakan suatu konsep
tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai
organisasi.
3) Peranan merupakan perilaku
individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Setiap manusia memiliki status atau
kedudukan dan peranan sosial tertentu sesuai dengan struktur sosial dan
pola-pola pergaulan hidup di masyarakat. Dalam setiap struktur, ia memiliki
kedudukan dan menjalankan peranannya sesuai dengan kedudukannya tersebut.
Kedudukan dan peranan mencakup tiap-tiap unsur dan struktur sosial. Jadi,
kedudukan menentukan peran, dan peran menentukan perbuatan (perilaku). Dengan
kata lain, kedudukan dan peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi
masyarakat, serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat
kepadanya. Semakin banyak kedudukan dan peranan seseorang, semakin beragam pula
interaksinya dengan orang lain. Interaksi seseorang berada dalam struktur
hierarki, sedangkan peranannya berada dalam setiap unsur-unsur social tadi.
Jadi hubungan antara status dan peranan adalah bahwastatus atau kedudukan
merupakan posisi seseorang dalam struktur hierarki, sedangkan peranan merupakan
perilaku actual dari status.
1. Wujud
Stratifikasi Sosial
Wujud sederhana dari pelapisan sosial pada hampir
semua masyarakat adalah strata yang antara majikan dan buruh, bangsawan dan
penguasa dengan rakyat jelata, ilmuwan dengan kaum awam. Ada
beberapa wujud dari sistem stratifikasi sosial yang terdapat didalam
masyarakat, baik sekarang maupun dahulu.
1.
Sistem kasta
2.
Sistem kelas sosial
3.
Sistem feodal
4.
Sistem apartheid
2.
Kriteria Stratifikasi Sosial
Kriteria pelapisan sosial ialah sistem pengelompokan
masyarakat menurut status yang umumnya berupa nilai status sosial dalam
masyarakat yang diukur dari prestis(gengsi). Contoh: orang lebih memilih
bekerja dikantor dari pada menjadi pedagang . Pada masyarakat Bali, status
masing-masing orang ditentukan berdasarkan kasta sehingga tidak memungkinkan
untuk berpindah status.
3.
Wujud dari Stratifikasi Sosial
Beberapa
wujud dari stratifikasi sosial dalam masyarakat, baik sekarang maupun dahulu
adalah sebagai berikut:
1.
Sistem kasta
Sistem
kasta telah ada sejak berabad-abad lalu, khususnya pada masyarakat india.
Menurut Lumberg (1986), kasta adalah suatu kategori yang pada anggotanya
ditunjuk dan ditetapkan status yang permanen dalam hierarki sosial, serta
hubungan-hubunganya dibatasi dengan statusnya.
Dalam
kenyataanya sistem kasta mempunyai cirri-ciri yaitu:
a.
Keanggotaan yang diperoleh karena
warisan atau kelahiran
b.
Keunggulan yang diwariskan berlaku
seumur hidup
c.
Prestise suatu kasta benar-benar
dijaga dan diperhatikan
2.
Sistem kelas sosial
Sistem kelas sosial didasarkan pada status sosial yang
diperoleh dengan usaha-usaha (achieved status), namun dapat pula diperoleh
melalui kelahiran. Menurut Karl Marx, kelas sosial adalah kelas yang mempunyai
hubungan sebab akibat dengan alat-alat produksi. Dari uraian diatas dapat
disederhanakan bahwa kelas sosial adalah sejumlah orang atau keluarga –keluarga
yang memiliki status sosial yang sama dan biasanya didapat dengan usaha-usaha
maupun kelahiran.
3.
Sistem Feodal
Feodalisme merupakan suatu bentuk organisasi yang telah
muncul di dunia ketika masyarakat mengalami revolusi agraris. Walaupun
memiliki bentuk yang berbeda-beda di berbagai daerah, tetapi karakteristik
sistem feodal selalu ditandai oleh suatu prinsip dasar, yaitu pembeda status
seseorang terhadap orang lain, terutama dalam hubunganya dengan sistem
pertanahan. Hubungan dasar dari feodalisme diperkuat oleh adanya upeti.
4.
Sistem Apartheid
Kata apartheid berarti “pemisah” dalam bahasa Afrika, yang
menggambarkan pemisah rasial yang nyata antara penduduk kulit yang merupakan
kaum minoritas yang memimpin penduduk nonkulit putih yang merupakan mayoritas.
Sistem apartheid mengklasifikasikan orang berdasarkan tiga kelompok ras besar,
yaitu kulit putih ( yang merupakan golongan minoritas), bantu ( kulit hitam
mayoritas), dan kulit berwarna (orang-orang berdarah campuran).
Komentar
Posting Komentar